- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Featured Post
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pasar Bandeng Tradisi Warga Gresik Akhiri Ramadhan
Tradisi Pasar Bandeng sebagai salah satu dari keberagaman budaya Bangsa Indonesia, sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Gresik, dan sekitarnya. Tradisi ini sudah ada sejak masa para WaliSongo. Di Gresik, tradisi Pasar Bandeng diadakan di akhir bulan Ramadhan, biasanya berlangsung selama dua hari sebelum Hari Raya Idul Fitri setiap tahunnya. Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Surabaya ini memang memiliki letak yang dekat dengan Pantai Utara Pulau Jawa sehingga menjadi salah satu pusat tambak bandeng dan udang di Jawa Timur.
Tradisi Pasar Bandeng merupakan salah satu tradisi warisan WaliSongo yang hingga kini masih dilestarikan. Tradisi ini pertama kali diadakan oleh Sunan Giri untuk mengangkat perekonomian rakyat setempat. Tradisi ini dilakukan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. Pasar Bandeng ini dilakukan sebagai rasa syukur atas keberhasilan mereka dalam menjalankan ibadah puasa, sekaligus menunjukkan kepawaian dalam bidang pertambakan ikan bandeng dan juga untuk mengingat adat serta melestarikan budaya agar tidak hilang digerogoti waktu. Lokasi pelaksanaan Pasar Bandeng ini cukup panjang dari Jl.Samanhudi, Jl.Gubernur Suryo, Jl.Raden Santri dan Jl.Basuki Rachmat. Jangan heran jika kita ingin merasakan bagaimana ramainya pasar bandeng Gresik, kita harus rela bersenggol-senggol dengan pengunjung lainnya. Ikan bandeng di tempat ini berbeda dengan ikan bandeng yang ada dipasaran. Pasalnya khusus untuk acara ini, kita dapat merasakan bandeng yang gurih, dan juga besar. Umumnya bandeng yang dijual merupakan bandeng segar yang baru dientas dari tambak. Harga ikan bandeng disini juga bervariasi tergantung pintar-pintarnya kita menawar dan memilih kualitas ikan bandeng yang bagus. Selain acaranya yang rame dan juga meriah, banyak berjejeran para penjual barang-barang hari raya lainnya.
Kita juga dapat melihat pelelangan ikan bandeng secara besar-besaran. Pelelangan dilakukan seperti bandeng konser, yang terberat dan terbesar akan mendapat hadiah jutaan rupiah. Bandeng seberat 8 Kg berhasil menjadi pemenang pertama dalam kontes bandeng Pasar Bandeng tahun 2018 lalu. Pemilik bandeng tersebut adalah H.Andilah warga Embong Baru Desa Sembayat. Pemenang kedua diraih oleh Hj.Fauziah (Alm. H.Farikin) dari Dusun Mentani, Watuagung, Mengare dengan berat bandeng 5,7 Kg. Selain itu, ada penghargaan atas upaya budidaya bandeng Kawak dalam rangka mendukung kontes Bandeng 2018, yaitu Bandeng seberat 4,7 Kg milik Muhammad Irfan dari Dusun Mentani, Watuagung, Mengare dan Bandeng seberat 4,5 Kg milik Yoyok Sugiono dari Taman Enggano Dalam III GKB. Bandeng kawak yang jadi juara tahun ini beratnya “mungsret” alias turun dari tahun lalu.
Tradisi Pasar Bandeng merupakan warisan Budaya dan juga telah menjadi icon Kabupaten Gresik. Kita sebagai penerus tradisi bangsa jangan sampai mengotori tradisi kita dengan perbuatan yang tidak senonoh. Tradisi ini begitu berharga, karena menyimpan banyak kenangan akan perjuangan dan kenangan masa lalu. Tradisi pasar bandeng di Gresik ini walau dilihat dari sudut pandang namanya yang biasa saja namun nyatanya tidak. Terbukti dari ramainya peminat dari berbagai daerah. Semoga semakin berlalunya waktu dari tahun ke tahun tradisi kota Gresik akan tetap terus berkembang pesat. Dan semoga tradisi ini semakin ramai dan banyak diminati banyak orang.
Tradisi Pasar Bandeng sebagai salah satu dari keberagaman budaya Bangsa Indonesia, sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Gresik, dan sekitarnya. Tradisi ini sudah ada sejak masa para WaliSongo. Di Gresik, tradisi Pasar Bandeng diadakan di akhir bulan Ramadhan, biasanya berlangsung selama dua hari sebelum Hari Raya Idul Fitri setiap tahunnya. Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Surabaya ini memang memiliki letak yang dekat dengan Pantai Utara Pulau Jawa sehingga menjadi salah satu pusat tambak bandeng dan udang di Jawa Timur.
Tradisi Pasar Bandeng merupakan salah satu tradisi warisan WaliSongo yang hingga kini masih dilestarikan. Tradisi ini pertama kali diadakan oleh Sunan Giri untuk mengangkat perekonomian rakyat setempat. Tradisi ini dilakukan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. Pasar Bandeng ini dilakukan sebagai rasa syukur atas keberhasilan mereka dalam menjalankan ibadah puasa, sekaligus menunjukkan kepawaian dalam bidang pertambakan ikan bandeng dan juga untuk mengingat adat serta melestarikan budaya agar tidak hilang digerogoti waktu. Lokasi pelaksanaan Pasar Bandeng ini cukup panjang dari Jl.Samanhudi, Jl.Gubernur Suryo, Jl.Raden Santri dan Jl.Basuki Rachmat. Jangan heran jika kita ingin merasakan bagaimana ramainya pasar bandeng Gresik, kita harus rela bersenggol-senggol dengan pengunjung lainnya. Ikan bandeng di tempat ini berbeda dengan ikan bandeng yang ada dipasaran. Pasalnya khusus untuk acara ini, kita dapat merasakan bandeng yang gurih, dan juga besar. Umumnya bandeng yang dijual merupakan bandeng segar yang baru dientas dari tambak. Harga ikan bandeng disini juga bervariasi tergantung pintar-pintarnya kita menawar dan memilih kualitas ikan bandeng yang bagus. Selain acaranya yang rame dan juga meriah, banyak berjejeran para penjual barang-barang hari raya lainnya.
Kita juga dapat melihat pelelangan ikan bandeng secara besar-besaran. Pelelangan dilakukan seperti bandeng konser, yang terberat dan terbesar akan mendapat hadiah jutaan rupiah. Bandeng seberat 8 Kg berhasil menjadi pemenang pertama dalam kontes bandeng Pasar Bandeng tahun 2018 lalu. Pemilik bandeng tersebut adalah H.Andilah warga Embong Baru Desa Sembayat. Pemenang kedua diraih oleh Hj.Fauziah (Alm. H.Farikin) dari Dusun Mentani, Watuagung, Mengare dengan berat bandeng 5,7 Kg. Selain itu, ada penghargaan atas upaya budidaya bandeng Kawak dalam rangka mendukung kontes Bandeng 2018, yaitu Bandeng seberat 4,7 Kg milik Muhammad Irfan dari Dusun Mentani, Watuagung, Mengare dan Bandeng seberat 4,5 Kg milik Yoyok Sugiono dari Taman Enggano Dalam III GKB. Bandeng kawak yang jadi juara tahun ini beratnya “mungsret” alias turun dari tahun lalu.
Tradisi Pasar Bandeng merupakan warisan Budaya dan juga telah menjadi icon Kabupaten Gresik. Kita sebagai penerus tradisi bangsa jangan sampai mengotori tradisi kita dengan perbuatan yang tidak senonoh. Tradisi ini begitu berharga, karena menyimpan banyak kenangan akan perjuangan dan kenangan masa lalu. Tradisi pasar bandeng di Gresik ini walau dilihat dari sudut pandang namanya yang biasa saja namun nyatanya tidak. Terbukti dari ramainya peminat dari berbagai daerah. Semoga semakin berlalunya waktu dari tahun ke tahun tradisi kota Gresik akan tetap terus berkembang pesat. Dan semoga tradisi ini semakin ramai dan banyak diminati banyak orang.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar